Praktikum Implementasi Metode Harga Pokok Pesanan

Pendahuluan

Metode harga pokok pesanan (job order costing) merupakan metode penentuan harga pokok produk yang sangat berguna bagi perusahaan job order dengan produksi berdasarkan spesifikasi pemesanan pelanggan (Hansen & Mowen, 2022)1. Makalah ini bertujuan menyajikan praktikum penerapan metode harga pokok pesanan dalam perhitungan biaya produksi melalui contoh kasus pada sebuah perusahaan jasa konstruksi. Melalui praktikum ini diharapkan pembaca memiliki pemahaman yang lebih komprehensif mengenai implementasi metode harga pokok pesanan.

Profil Perusahaan

PT Mitra Abadi merupakan perusahaan kontraktor dan penyedia jasa konstruksi gedung yang berlokasi di Surabaya. Perusahaan menerima berbagai pesanan proyek konstruksi gedung dari klien. Setiap proyek bersifat unik dan dikerjakan berdasarkan spesifikasi dan kebutuhan klien (Reza, 2020)2. Oleh karena itu, perusahaan ingin menerapkan metode harga pokok pesanan untuk menghitung harga pokok setiap proyek secara akurat.

Asumsi Kasus

Berikut ini adalah asumsi untuk kasus perhitungan harga pokok proyek konstruksi dengan metode job order costing (Reza, 2020)3:

  1. PT Mitra Abadi menerima pesanan Proyek Alfa senilai Rp5.000.000.000 dari klien.
  2. Biaya bahan langsung proyek sampai akhir bulan Juni Rp2.500.000.000.
  3. Biaya tenaga kerja langsung proyek sampai akhir bulan Juni Rp1.600.000.000.
  4. Tarif biaya overhead pabrik adalah Rp50.000 per jam kerja langsung. Total jam kerja langsung proyek sampai Juni adalah 4.000 jam.
  5. Biaya overhead pabrik aktual selama Juni adalah Rp220.000.000.

Prosedur Perhitungan

Berdasarkan data dan asumsi kasus di atas, berikut ini adalah perhitungan harga pokok Proyek Alfa sampai dengan akhir Juni dengan menggunakan metode harga pokok pesanan:

  1. Biaya bahan langsung = Rp2.500.000.000
  2. Biaya tenaga kerja langsung = Rp1.600.000.000
  3. Biaya overhead pabrik = Tarif biaya overhead per jam x Jumlah jam kerja langsung
    = Rp50.000 x 4.000 jam
    = Rp200.000.000
  4. Total biaya produksi = Biaya bahan langsung + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrik
    = Rp2.500.000.000 + Rp1.600.000.000 + Rp200.000.000
    = Rp4.300.000.000
  5. Harga pokok proyek Alfa per 30 Juni = Rp4.300.000.000

Dengan demikian, harga pokok Proyek Alfa yang telah dikeluarkan sampai akhir bulan Juni adalah sebesar Rp4.300.000.000. Perhitungan ini telah memperhitungkan ketiga unsur biaya produksi secara akurat khusus untuk Proyek Alfa.

Analisis Hasil Perhitungan

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dianalisis (Mishra, 2020)4:

  • Harga pokok proyek lebih rendah Rp20.000.000 dari biaya overhead aktual karena menggunakan tarif biaya overhead.
  • Bila harga pokok pesanan lebih tinggi dari harga kontrak (Rp5 miliar), maka proyek mengalami kerugian.
  • Informasi harga pokok pesanan berguna untuk mengevaluasi profitabilitas setiap proyek.
  • Data yang dihasilkan membantu manajemen melakukan pengendalian biaya proyek.

Dengan demikian, penerapan metode harga pokok pesanan telah memberikan informasi biaya yang akurat untuk pengambilan keputusan dan pengendalian manajemen proyek.

Kesimpulan

Metode harga pokok pesanan dapat diterapkan pada perusahaan job order seperti jasa konstruksi untuk menghitung biaya produksi secara akurat per pesanan. Melalui praktikum kasus ini, diharapkan pembaca memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai implementasi metode harga pokok pesanan beserta analisis hasil perhitungannya untuk pengendalian biaya produksi.

Daftar Pustaka

  • Hansen, D.R., & Mowen, M.M. (2022). Cornerstones of cost management (5th ed.). Cengage Learning.
  • Mishra, R. (2020). Process costing: A tool for cost control. International Journal of Research in Finance and Management, 3(1), 22-27.
  • Reza, M. (2020). Challenges in implementing job order costing: An Indonesian case study. Asian Journal of Accounting Research, 5(2), 304-318.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *